KEPAK sayap Garuda Muda di lapangan sepak bola Asian Games Incheon akhirnya terhenti. Saat menghadapi Korea Utara di babak 16 besar, timnas U-23 Indonesia tidak mampu berbuat banyak. Dalam laga yang berlangsung di Ansan Wa Stadium Incheon, kemarin, Ferdinand Sinaga dan kawankawan menyerah 1-4. Dengan kekalahan itu, Indonesia gagal ke babak perempat ?nal.
Sementara itu, Korea Utara akan berhadapan dengan Uni Emirat Arab yang menundukkan Vietnam 3-1. Saat menghadapi Koreta Utara, Indonesia memang tidak mampu berbuat banyak. Bahkan, di babak pertama, tidak sekalipun pemain Indonesia mampu melepaskan tembakan ke gawang Korea Utara.
Sebaliknya, Korea Utara tampil menekan sejak menit awal pertandingan. Setelah beberapa kali mendapat peluang, upaya pemain Korea Utara membuahkan hasil di menit ke-18. Gawang Indonesua yang dikawal Adritani bobol melalui sundulan Pak Kwangryong.
Pada menit ke-40, Korea Utara menambah gol melalui Jo Kwang. Hanya berselang 1 menit, gawang Indonesia kembali bobol. Kali ini melalui tendangan keras Jong Ingwan dan mengubah skor menjadi 3-0.
Saat tertinggal tiga gol, Indonesia mencoba bangkit di babak kedua dengan meningkatkan tempo permainan upaya memperkecil selisih gol terus dilakukan meski lawan tidak henti-hentinya memberikan tekanan yang sulit dibendung oleh barisan pertahanan timnas yang dimotori Victor Igbonefo.
Upaya keras Indonesia membuahkan hasil di menit ke-60. Bola tendangan Ahmad Jupriyanto yang gagal ditangkap kiper Korea Utara langsung disambar Fandi Eko Utomo dan mengubah skor menjadi 1-3.
Namun, skor tersebut hanya bertahan 6 menit. Menit ke-66, Jong Ingwan mencetak gol keduanya dalam pertandingan tersebut sekaligus membawa timnya unggul 4-1. Hasil itu bertahan hingga wasit Khamis Mohammed al Marri dari Qatar meniup peluit tanda pertandingan usai.
Seusai laga, pelatih Korea Utara Yun Jong-su mengaku senang dengan hasil yang didapat tim asuhannya. �Kami tampil bagus di pertandingan ini dan lolos ke perempat ? nal. Kami akan melakukan yang terbaik untuk bisa lolos ke semi? nal,� jelas Jong-su. (Rtr/Wdo/R-3) Media Indonesia, 27/09/2014, halaman 23
Minggu, 28 September 2014
Sabtu, 27 September 2014
Timnas U-19 Siap-Siap Diuji Suarez
TENSI laga uji coba timnas U-19 jelang Piala Asia, Oktober mendatang, makin tinggi.
Malam nanti, mereka akan menghadapi Barcelona B di Joan Gamper Sporting City dan Luis Suarez dikabarkan bakal merumput melawan Evan Dimas dkk.
Bakal turunnya mantan striker Liverpool itu ramai diberitakan media lokal, Sport.
es. Meski Barcelona belum memberi pernyataan resmi terkait dengan hal tersebut, pelatih U-19 Indra Sjafri mengaku antusias dengan kehadiran salah satu penyerang tertajam dunia itu.
�Kami sangat senang kalau memang iya (Luis Suarez main).
Kami di sini butuh tekanan yang banyak agar pemain bisa cari solusi untuk itu,� ujar Indra melalui pesan singkat kepada wartawan, kemarin.
Hal yang sama diungkapkan Evan Dimas yang yakin keha diran Suarez bisa memberi pelajaran berharga pada lini depan timnas. Suarez kini menjalani sanksi larangan pertandingan, tetapi ia tengah �dipanaskan� untuk menjalani debut di La Liga kontra Real Madrid, 25 Oktober mendatang.
�Saya berharap Suarez diturunkan karena itu bisa menambah pengalaman kami.
Aku berharap bisa bermain bagus dan bermain dengan apa yang diinginkan pelatih,� kata Evan.
Meskipun demikian, Indra menegaskan tidak akan memfokuskan permainan untuk menahan gempuran Suarez semata. Apalagi secara kolektif, Barcelona B memiliki kualitas permainan yang tak kalah jika dibandingkan dengan dua lawan �Garuda Muda� sebelumnya, Atletico Madrid B dan Valencia B.
Di laga itu, Indra tetap menggunakan skema permainan khas bola-bola pendek kemudian umpan panjang. Gaya tersebut mirip dengan ciri khas klub Catalan itu yang terkenal dengan permainan tiki-taka alias sepak bola indah dari kaki ke kaki. �Kami akan kembangkan identitas kami sendiri, yaitu kombinasi permainan antara umpan-umpan pendek dan umpan-umpan panjang,� tambah Indra.
Dengan skema permainan yang sama, timnas U-19 mampu memberi perlawanan ke dua klub sebelumnya. Meski di laga perdana kontra Atletico Madrid B kalah 1-2, Evan Dimas dkk mampu mengimbangi Valencia B dengan skor 1-1.
Setelah melawan Barcelona, timnas U-19 akan langsung menghadapi Real Madrid C, Kamis (25/9). Rangkaian uji coba itu merupakan persiapan terakhir jelang tampil di Piala Asia U-19 di Myanmar pada 9-23 Oktober 2014. (Ash/R-1) Media Indonesia, 24/09/2014, halaman 26
Malam nanti, mereka akan menghadapi Barcelona B di Joan Gamper Sporting City dan Luis Suarez dikabarkan bakal merumput melawan Evan Dimas dkk.
Bakal turunnya mantan striker Liverpool itu ramai diberitakan media lokal, Sport.
es. Meski Barcelona belum memberi pernyataan resmi terkait dengan hal tersebut, pelatih U-19 Indra Sjafri mengaku antusias dengan kehadiran salah satu penyerang tertajam dunia itu.
�Kami sangat senang kalau memang iya (Luis Suarez main).
Kami di sini butuh tekanan yang banyak agar pemain bisa cari solusi untuk itu,� ujar Indra melalui pesan singkat kepada wartawan, kemarin.
Hal yang sama diungkapkan Evan Dimas yang yakin keha diran Suarez bisa memberi pelajaran berharga pada lini depan timnas. Suarez kini menjalani sanksi larangan pertandingan, tetapi ia tengah �dipanaskan� untuk menjalani debut di La Liga kontra Real Madrid, 25 Oktober mendatang.
�Saya berharap Suarez diturunkan karena itu bisa menambah pengalaman kami.
Aku berharap bisa bermain bagus dan bermain dengan apa yang diinginkan pelatih,� kata Evan.
Meskipun demikian, Indra menegaskan tidak akan memfokuskan permainan untuk menahan gempuran Suarez semata. Apalagi secara kolektif, Barcelona B memiliki kualitas permainan yang tak kalah jika dibandingkan dengan dua lawan �Garuda Muda� sebelumnya, Atletico Madrid B dan Valencia B.
Di laga itu, Indra tetap menggunakan skema permainan khas bola-bola pendek kemudian umpan panjang. Gaya tersebut mirip dengan ciri khas klub Catalan itu yang terkenal dengan permainan tiki-taka alias sepak bola indah dari kaki ke kaki. �Kami akan kembangkan identitas kami sendiri, yaitu kombinasi permainan antara umpan-umpan pendek dan umpan-umpan panjang,� tambah Indra.
Dengan skema permainan yang sama, timnas U-19 mampu memberi perlawanan ke dua klub sebelumnya. Meski di laga perdana kontra Atletico Madrid B kalah 1-2, Evan Dimas dkk mampu mengimbangi Valencia B dengan skor 1-1.
Setelah melawan Barcelona, timnas U-19 akan langsung menghadapi Real Madrid C, Kamis (25/9). Rangkaian uji coba itu merupakan persiapan terakhir jelang tampil di Piala Asia U-19 di Myanmar pada 9-23 Oktober 2014. (Ash/R-1) Media Indonesia, 24/09/2014, halaman 26
Rabu, 24 September 2014
Timnas U-19 Tumpul di Depan
PERGELARAN Piala Asia U-19 tinggal menyisakan kurang dari satu bulan. Namun, skuat Indra Sjafri itu masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk menyempurnakan permainan tim. Apalagi, skuat `Garuda Muda' itu baru saja mendapat pelajaran dari Atletico Madrid B dalam laga uji coba di Madrid, Selasa (16/9) malam.
�Penyelesaian akhir jadi permasalahan kami. Kami belum bisa memaksimalkan penyelesaian akhir. Ini yang jadi PR (pekerjaan rumah) kami dalam satu bulan terakhir,� ungkap Indra.
Penyelesaian akhir memang menjadi masalah utama dan kini menjadi perhatian oleh staf kepelatihan. Bahkan fokus perbaikan masalah tersebut sudah pernah diungkapkan dan hingga kini belum ada jawabannya.
Sebelumnya pada akhir Maret lalu, Indra Sjafri pernah menyebutkan statistik yang menunjukkan keringnya produktivitas timnas U-19. Saat itu Indra menyebutkan bahwa timnas U-19 hanya mampu mencetak 21 gol selama tur Nusantara 1. Padahal, kala itu Evan Dimas dkk mampu membuat 207 peluang.
Dua penyerang utama Muchlis Hadi Ning Syaifulloh dan Dimas Drajad pun masih dinilai kurang liar di dalam kotak pertahanan lawan.
Meski Begitu, kapten timnas U-19 Evan Dimas terus berharap timnas U-19 akan menjadi lebih baik di masa mendatang. Ia pun bersyukur bisa merasakan atmosfer melawan tim kelas dunia.
Dalam laga tersebut, timnas U-19 harus menyerah 1-2 dari Atletico Madrid B. Gelandang kreatif Paulo Sitanggang berhasil membuat timnas U-19 unggul lebih dahulu meski Los Rojiblancos mampu membalikkan kedudukan melalui Zubi dan Ian Gonzales.
Setelah menjajal kekuatan Atletico Madrid B, timnas akan kembali menjajal kekuatan skuat muda klub La Liga lainnya, Valencia, hari ini sebelum menuju Kota Barcelona.
Valencia dan Barcelona memiliki banyak pemain muda yang berkualitas. (Sat/R-1) Media Indonesia, 18/09/2014, halaman 27
�Penyelesaian akhir jadi permasalahan kami. Kami belum bisa memaksimalkan penyelesaian akhir. Ini yang jadi PR (pekerjaan rumah) kami dalam satu bulan terakhir,� ungkap Indra.
Penyelesaian akhir memang menjadi masalah utama dan kini menjadi perhatian oleh staf kepelatihan. Bahkan fokus perbaikan masalah tersebut sudah pernah diungkapkan dan hingga kini belum ada jawabannya.
Sebelumnya pada akhir Maret lalu, Indra Sjafri pernah menyebutkan statistik yang menunjukkan keringnya produktivitas timnas U-19. Saat itu Indra menyebutkan bahwa timnas U-19 hanya mampu mencetak 21 gol selama tur Nusantara 1. Padahal, kala itu Evan Dimas dkk mampu membuat 207 peluang.
Dua penyerang utama Muchlis Hadi Ning Syaifulloh dan Dimas Drajad pun masih dinilai kurang liar di dalam kotak pertahanan lawan.
Meski Begitu, kapten timnas U-19 Evan Dimas terus berharap timnas U-19 akan menjadi lebih baik di masa mendatang. Ia pun bersyukur bisa merasakan atmosfer melawan tim kelas dunia.
Dalam laga tersebut, timnas U-19 harus menyerah 1-2 dari Atletico Madrid B. Gelandang kreatif Paulo Sitanggang berhasil membuat timnas U-19 unggul lebih dahulu meski Los Rojiblancos mampu membalikkan kedudukan melalui Zubi dan Ian Gonzales.
Setelah menjajal kekuatan Atletico Madrid B, timnas akan kembali menjajal kekuatan skuat muda klub La Liga lainnya, Valencia, hari ini sebelum menuju Kota Barcelona.
Valencia dan Barcelona memiliki banyak pemain muda yang berkualitas. (Sat/R-1) Media Indonesia, 18/09/2014, halaman 27
Rabu, 17 September 2014
Timnas U-23 Sisakan Beban Ekstra
Timnas ditargetkan untuk lolos dari fase grup karena lawan yang dihadapi di fase grup berimbang.
SETELAH melalui sejum lah pemusatan latihan sebelum terjun ke Asian Games 2014, timnas Indonesia U-23 kemarin terbang ke Incheon, Korea Selatan, untuk mengikuti event tersebut.
Meski demikian, skuat besutan Aji Santoso itu belum juga menemukan bentuk permainan terbaiknya. Ini terlihat saat menjajal Pra-PON DKI Jakarta (9/11). Meski meraih kemenangan 2-0, Aji mengaku masih ada yang perlu diperbaiki dari penampilan anak asuhnya.
�Masih ada yang harus diperbaiki seperti aliran bola masih harus ditingkatkan.Akan tetapi, secara keseluruhan anak-anak masih ingat dengan cara bermain yang kita inginkan,� ungkap Aji.
Pemusatan latihan terakhir yang hanya berkisar satu minggu menjadi alasan utama belum padunya Fandi Eko Utomo dkk. Apalagi, sebagian pemain juga berlaga di kompetisi Indonesia Super League (ISL).
Meski begitu, Aji tidak ingin mengeluh dengan persiapan yang mepet. �Bukan waktunya untuk mengeluh mengenai mepetnya persiapan. Saat ini yang terpenting ialah memaksimalkan waktu yang ada. Kami yakin menampilkan permainan terbaik di Asian Games nanti,� tambahnya.
Di tengah mepetnya waktu, Aji mengaku bersyukur karena tiga pemain timnas senior, yakni Ferdinand Sinaga, Ahmad Jufriyanto, dan bek naturalisasi Victor Igbonefo cepat beradaptasi dengan kondisi tim.Dana besar Selama persiapan dan kebutuhan di Korea Selatan, PSSI menganggarkan dana lebih dari Rp10 miliar. Dana itu dianggarkan untuk pelatnas, uji coba, uang saku pemain, dan biaya transportasi pemain dari klub ke lokasi latihan.
PSSI memang sudah siap dengan konsekuensi yang ditanggung. Itu sebabnya, mereka tak menganggap nominal itu sebagai bukanlah nilai yang berlebihan.
�Masalah dana itu bukan menjadi sebuah hambatan.Karena kami di sini melihat manfaat bagi timnas U-23.Tim ini memiliki prospek yang panjang,� ungkap Sekjen PSSI Joko Driyono.
Sekretaris Badan Tim Nasional (BTN) PSSI Sefdin Syaifudin menambahkan jumlah biaya kebutuhan di timnas setelah berada di Incheon kurang lebih Rp3 miliar. �Jadi kalau ditotalkan semuanya ya, lebih dari Rp10 miliar,� ujar Sefdin.
Sefdin mengatakan biaya termahal selama di Korea Selatan ialah akomodasi. Meski seluruh pemain tinggal di perkampungan atlet yang telah disiapkan panitia, ofisial yang mendampingi tak dapat jatah di sana, sehingga harus menginap di hotel.
Di Asian Games ini, timnas U-23 ditargetkan lolos dari fase grup. Peluang untuk memenuhi target terbuka lebar karena Indonesia terhindar dari klub raksasa Asia seperti Jepang, Iran, dan Korea Selatan.
Timnas U-23 akan memulai perjuangan di pergelaran multievent terbesar di Asia tersebut dengan melawan Timor Leste (15/9). Meski belum berbicara banyak di kancah internasional, Timor Leste tidak boleh dipandang sebelah mata. Jalan pintas dengan menaturalisasi empat pemain berkewarganegaraan Brasil menjadi kewaspadaan tersendiri bagi `Garuda Muda'.
Selain Timor Leste, Indonesia masih akan bertemu seterunya di kawasan Asia Tenggara, Thailand. Satu tim lawan lainnya, Maladewa, diprediksi tidak akan banyak menyulitkan. (R-1) Media Indonesia, 11/9/2014, hal 27
SETELAH melalui sejum lah pemusatan latihan sebelum terjun ke Asian Games 2014, timnas Indonesia U-23 kemarin terbang ke Incheon, Korea Selatan, untuk mengikuti event tersebut.
Meski demikian, skuat besutan Aji Santoso itu belum juga menemukan bentuk permainan terbaiknya. Ini terlihat saat menjajal Pra-PON DKI Jakarta (9/11). Meski meraih kemenangan 2-0, Aji mengaku masih ada yang perlu diperbaiki dari penampilan anak asuhnya.
�Masih ada yang harus diperbaiki seperti aliran bola masih harus ditingkatkan.Akan tetapi, secara keseluruhan anak-anak masih ingat dengan cara bermain yang kita inginkan,� ungkap Aji.
Pemusatan latihan terakhir yang hanya berkisar satu minggu menjadi alasan utama belum padunya Fandi Eko Utomo dkk. Apalagi, sebagian pemain juga berlaga di kompetisi Indonesia Super League (ISL).
Meski begitu, Aji tidak ingin mengeluh dengan persiapan yang mepet. �Bukan waktunya untuk mengeluh mengenai mepetnya persiapan. Saat ini yang terpenting ialah memaksimalkan waktu yang ada. Kami yakin menampilkan permainan terbaik di Asian Games nanti,� tambahnya.
Di tengah mepetnya waktu, Aji mengaku bersyukur karena tiga pemain timnas senior, yakni Ferdinand Sinaga, Ahmad Jufriyanto, dan bek naturalisasi Victor Igbonefo cepat beradaptasi dengan kondisi tim.Dana besar Selama persiapan dan kebutuhan di Korea Selatan, PSSI menganggarkan dana lebih dari Rp10 miliar. Dana itu dianggarkan untuk pelatnas, uji coba, uang saku pemain, dan biaya transportasi pemain dari klub ke lokasi latihan.
PSSI memang sudah siap dengan konsekuensi yang ditanggung. Itu sebabnya, mereka tak menganggap nominal itu sebagai bukanlah nilai yang berlebihan.
�Masalah dana itu bukan menjadi sebuah hambatan.Karena kami di sini melihat manfaat bagi timnas U-23.Tim ini memiliki prospek yang panjang,� ungkap Sekjen PSSI Joko Driyono.
Sekretaris Badan Tim Nasional (BTN) PSSI Sefdin Syaifudin menambahkan jumlah biaya kebutuhan di timnas setelah berada di Incheon kurang lebih Rp3 miliar. �Jadi kalau ditotalkan semuanya ya, lebih dari Rp10 miliar,� ujar Sefdin.
Sefdin mengatakan biaya termahal selama di Korea Selatan ialah akomodasi. Meski seluruh pemain tinggal di perkampungan atlet yang telah disiapkan panitia, ofisial yang mendampingi tak dapat jatah di sana, sehingga harus menginap di hotel.
Di Asian Games ini, timnas U-23 ditargetkan lolos dari fase grup. Peluang untuk memenuhi target terbuka lebar karena Indonesia terhindar dari klub raksasa Asia seperti Jepang, Iran, dan Korea Selatan.
Timnas U-23 akan memulai perjuangan di pergelaran multievent terbesar di Asia tersebut dengan melawan Timor Leste (15/9). Meski belum berbicara banyak di kancah internasional, Timor Leste tidak boleh dipandang sebelah mata. Jalan pintas dengan menaturalisasi empat pemain berkewarganegaraan Brasil menjadi kewaspadaan tersendiri bagi `Garuda Muda'.
Selain Timor Leste, Indonesia masih akan bertemu seterunya di kawasan Asia Tenggara, Thailand. Satu tim lawan lainnya, Maladewa, diprediksi tidak akan banyak menyulitkan. (R-1) Media Indonesia, 11/9/2014, hal 27
Selasa, 16 September 2014
Tim Nasional Senior Miskin Kreativitas
Penampilan mengecewakan membuat kemungkinan rotasi di dalam tim makin terbuka. Pada 14 September nanti, timnas akan menjalani laga uji coba selanjutnya kontra Malaysia. DUA bulan jelang Piala AFF 2014, tim nasional Indone sia belum menunjukkan performa meyakinkan.Dalam laga persahabatan kontra Yaman di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, kemarin, skuat besutan Alfred Riedl itu hanya bermain imbang 0-0.
Itu menjadi hal yang mengecewakan mengingat peringkat Yaman jauh di bawah tim `Merah Putih'.Berdasarkan rangking yang dikeluarkan oleh FIFA, Indonesia menghuni tingkat ke-153, sedangkan tim asal Asia Barat itu menempati peringkat ke-184.
Secara keseluruhan, timnas Indonesia yang dipersiapkan untuk menjuarai AFF tahun ini tersebut masih miskin kreasi. Tak banyak peluang yang tercipta dari skema penyerangan yang dibangun karena koordinasi di lini depan yang diisi Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim masih kurang padu.
Satu-satunya kesempatan terbaik diperoleh `El Loco' Gonzales di menit ke-60 setelah ada sodoran dari Bachdim. Namun, striker veteran itu gagal mengonversinya menjadi gol. Sebaliknya, gawang Kurnia Meiga justru lebih banyak digempur oleh tim Timur Tengah itu. Berkali-kali, serangan yang dibangun oleh Abdulmuain Al Jarshi membuat repot penjaga mistar milik Arema Malang itu, bahkan satu tendangannya membentur mistar Indonesia. Kerja sama yang buruk di lini belakang yang dijaga oleh Muhamad Roby, Supardi, Hamka Hamzah, dan Tony Sucipto menjadi kambing hitam. Mereka berkali-kali kehilangan bola dan kalah adu lari dari para pemain besutan Miroslav Soukup itu.
Penampilan mengecewakan tersebut membuat kemungkinan bakal ada rotasi di dalam tim makin terbuka. Pada 14 September nanti, timnas akan menjalani laga uji coba selanjutnya kontra Malaysia.U-23 menang Di Karawaci, Tangerang, hasil berbeda dirasakan tim nasional U-23 jelang keberangkatan ke Asian Games. Di laga uji coba terakhir kontra tim Pra-PON DKI Jakarta, kemarin, `Garuda Muda' menang 2-0 melalui gol Novri Setiawan dan Yandi Sofyan lewat titik putih. Pelatih Aji Santoso mengaku kemenangan itu menaikkan motivasi timnya untuk berlaga di Korea Selatan.Meski demikian, Aji merasa belum puas dengan hasil atas tim yang kelasnya di bawah mereka tersebut.
�Alur bola masih kurang cepat, tapi sebetulnya ini wajar karena satu bulan tidak latihan bersama.Setelah dari Italia, pemain disibukkan dengan kompetisi dan baru kali ini kumpul dan bermain bersamasama,� ujar Aji seusai laga.
Dalam laga itu, Aji tidak menurunkan Ramdani Lestaluhu karena tidak ingin mengambil risiko cedera mengingat sang pemain masih belum fit. Fandi Eko Utomo juga baru diturunkan di paruh kedua karena belum sehat betul. Namun, Aji menyatakan secara keseluruhan timnya sudah siap berlaga di Asian Games.
�Kami sudah siap berangkat untuk menghadapi pertandingan di Asian Games,� tandas pelatih yang turut mengantar timnas U-23 meraih perak di SEA Games 2011 dan 2013 itu. Setelah laga tersebut, timnas U-23 akan terbang ke Korsel dan menjalani laga perdana di Asian Games kontra Timor Leste (15/9). Selain dengan negara termuda Asia Tenggara itu, Indonesia tergabung di Grup E bersama Thailand dan Maladewa.(Ash/R-1) Media Indonesia, 10/09/2014, hal 27
Itu menjadi hal yang mengecewakan mengingat peringkat Yaman jauh di bawah tim `Merah Putih'.Berdasarkan rangking yang dikeluarkan oleh FIFA, Indonesia menghuni tingkat ke-153, sedangkan tim asal Asia Barat itu menempati peringkat ke-184.
Secara keseluruhan, timnas Indonesia yang dipersiapkan untuk menjuarai AFF tahun ini tersebut masih miskin kreasi. Tak banyak peluang yang tercipta dari skema penyerangan yang dibangun karena koordinasi di lini depan yang diisi Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim masih kurang padu.
Satu-satunya kesempatan terbaik diperoleh `El Loco' Gonzales di menit ke-60 setelah ada sodoran dari Bachdim. Namun, striker veteran itu gagal mengonversinya menjadi gol. Sebaliknya, gawang Kurnia Meiga justru lebih banyak digempur oleh tim Timur Tengah itu. Berkali-kali, serangan yang dibangun oleh Abdulmuain Al Jarshi membuat repot penjaga mistar milik Arema Malang itu, bahkan satu tendangannya membentur mistar Indonesia. Kerja sama yang buruk di lini belakang yang dijaga oleh Muhamad Roby, Supardi, Hamka Hamzah, dan Tony Sucipto menjadi kambing hitam. Mereka berkali-kali kehilangan bola dan kalah adu lari dari para pemain besutan Miroslav Soukup itu.
Penampilan mengecewakan tersebut membuat kemungkinan bakal ada rotasi di dalam tim makin terbuka. Pada 14 September nanti, timnas akan menjalani laga uji coba selanjutnya kontra Malaysia.U-23 menang Di Karawaci, Tangerang, hasil berbeda dirasakan tim nasional U-23 jelang keberangkatan ke Asian Games. Di laga uji coba terakhir kontra tim Pra-PON DKI Jakarta, kemarin, `Garuda Muda' menang 2-0 melalui gol Novri Setiawan dan Yandi Sofyan lewat titik putih. Pelatih Aji Santoso mengaku kemenangan itu menaikkan motivasi timnya untuk berlaga di Korea Selatan.Meski demikian, Aji merasa belum puas dengan hasil atas tim yang kelasnya di bawah mereka tersebut.
�Alur bola masih kurang cepat, tapi sebetulnya ini wajar karena satu bulan tidak latihan bersama.Setelah dari Italia, pemain disibukkan dengan kompetisi dan baru kali ini kumpul dan bermain bersamasama,� ujar Aji seusai laga.
Dalam laga itu, Aji tidak menurunkan Ramdani Lestaluhu karena tidak ingin mengambil risiko cedera mengingat sang pemain masih belum fit. Fandi Eko Utomo juga baru diturunkan di paruh kedua karena belum sehat betul. Namun, Aji menyatakan secara keseluruhan timnya sudah siap berlaga di Asian Games.
�Kami sudah siap berangkat untuk menghadapi pertandingan di Asian Games,� tandas pelatih yang turut mengantar timnas U-23 meraih perak di SEA Games 2011 dan 2013 itu. Setelah laga tersebut, timnas U-23 akan terbang ke Korsel dan menjalani laga perdana di Asian Games kontra Timor Leste (15/9). Selain dengan negara termuda Asia Tenggara itu, Indonesia tergabung di Grup E bersama Thailand dan Maladewa.(Ash/R-1) Media Indonesia, 10/09/2014, hal 27
Senin, 01 September 2014
Gerakan Sejuta Bola masih Berlanjut
PT Multistrada Arah Sarana (MASA) Tbk bersama Kick Andy Foundation berkomitmen melanjutkan Gerakan Sejuta Bola (GSB) untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak Indonesia berlatih di Manchester United Soccer School (MUSS) Inggris. MASA dan Kick Andy Foundation pada 15-25 Agustus lalu telah memberangkatkan lima pemain muda untuk berlatih di MUSS. Mereka ialah Richard Ferdinan dari Tangerang, Jani Robert dari Papua, Asep Setiawan dari Bandung, Apringga P Kafabi dari Mojokerto, dan Bastian dari Kalimantan Timur.
�GSB bersama Kick Andy Foundation pada 2015 semoga bisa memberangkatkan lagi anak-anak sepak bola kita,� kata Presdir PT MASA Pieter Tanuri di Jakarta, kemarin. Pieter mengaku terharu di tengah persaingan bisnis yang berat, pihaknya masih bisa membantu anak-anak Indonesia berlatih sepak bola di luar negeri. �Ini hanyalah setitik langkah yang kita lakukan untuk hal lebih besar. Di tengah kekurangan, mereka ini masih dapat berprestasi di sekolah dan sepak bola.�
Ia mencontohkan Asep Setiawan dari anak tidak mampu, yang awalnya tidak punya sepatu bola, bisa lulus seleksi untuk berlatih ke MUSS Inggris. Ketua Pelaksana Harian Kick Andy Foundation Ali Sadikin menambahkan, GSB ialah gerakan yang memberikan kesempatan anak-anak Indonesia untuk tetap sekolah dan berlatih sepak bola.
Ali mengungkapkan lima anak terpilih berlatih di MUSS karena mereka telah menyiapkan mental untuk menjadi pemain sepak bola yang harus tetap sekolah. Proses pencarian lima anak itu merupakan tahapan selanjutnya dari seleksi 32 anak. Mereka dibina dengan sistem camp dan dibekali materi tentang team work, nasionalisme, dan pluralisme.
Di sisi lain, salah satu peserta yang berkesempatan berlatih di MUSS Asep Setiawan mengungkapkan rasa syukurnya. �Saya amat berterima kasih dan saya akan berusaha menjaga kepercayaan ini dengan baik,� kata Asep. (Bay/H-1) Media Indonesia, 27/08/2014, hal 14
�GSB bersama Kick Andy Foundation pada 2015 semoga bisa memberangkatkan lagi anak-anak sepak bola kita,� kata Presdir PT MASA Pieter Tanuri di Jakarta, kemarin. Pieter mengaku terharu di tengah persaingan bisnis yang berat, pihaknya masih bisa membantu anak-anak Indonesia berlatih sepak bola di luar negeri. �Ini hanyalah setitik langkah yang kita lakukan untuk hal lebih besar. Di tengah kekurangan, mereka ini masih dapat berprestasi di sekolah dan sepak bola.�
Ia mencontohkan Asep Setiawan dari anak tidak mampu, yang awalnya tidak punya sepatu bola, bisa lulus seleksi untuk berlatih ke MUSS Inggris. Ketua Pelaksana Harian Kick Andy Foundation Ali Sadikin menambahkan, GSB ialah gerakan yang memberikan kesempatan anak-anak Indonesia untuk tetap sekolah dan berlatih sepak bola.
Ali mengungkapkan lima anak terpilih berlatih di MUSS karena mereka telah menyiapkan mental untuk menjadi pemain sepak bola yang harus tetap sekolah. Proses pencarian lima anak itu merupakan tahapan selanjutnya dari seleksi 32 anak. Mereka dibina dengan sistem camp dan dibekali materi tentang team work, nasionalisme, dan pluralisme.
Di sisi lain, salah satu peserta yang berkesempatan berlatih di MUSS Asep Setiawan mengungkapkan rasa syukurnya. �Saya amat berterima kasih dan saya akan berusaha menjaga kepercayaan ini dengan baik,� kata Asep. (Bay/H-1) Media Indonesia, 27/08/2014, hal 14
Langganan:
Postingan (Atom)