Timnas ditargetkan untuk lolos dari fase grup karena lawan yang dihadapi di fase grup berimbang.
SETELAH melalui sejum lah pemusatan latihan sebelum terjun ke Asian Games 2014, timnas Indonesia U-23 kemarin terbang ke Incheon, Korea Selatan, untuk mengikuti event tersebut.
Meski demikian, skuat besutan Aji Santoso itu belum juga menemukan bentuk permainan terbaiknya. Ini terlihat saat menjajal Pra-PON DKI Jakarta (9/11). Meski meraih kemenangan 2-0, Aji mengaku masih ada yang perlu diperbaiki dari penampilan anak asuhnya.
�Masih ada yang harus diperbaiki seperti aliran bola masih harus ditingkatkan.Akan tetapi, secara keseluruhan anak-anak masih ingat dengan cara bermain yang kita inginkan,� ungkap Aji.
Pemusatan latihan terakhir yang hanya berkisar satu minggu menjadi alasan utama belum padunya Fandi Eko Utomo dkk. Apalagi, sebagian pemain juga berlaga di kompetisi Indonesia Super League (ISL).
Meski begitu, Aji tidak ingin mengeluh dengan persiapan yang mepet. �Bukan waktunya untuk mengeluh mengenai mepetnya persiapan. Saat ini yang terpenting ialah memaksimalkan waktu yang ada. Kami yakin menampilkan permainan terbaik di Asian Games nanti,� tambahnya.
Di tengah mepetnya waktu, Aji mengaku bersyukur karena tiga pemain timnas senior, yakni Ferdinand Sinaga, Ahmad Jufriyanto, dan bek naturalisasi Victor Igbonefo cepat beradaptasi dengan kondisi tim.Dana besar Selama persiapan dan kebutuhan di Korea Selatan, PSSI menganggarkan dana lebih dari Rp10 miliar. Dana itu dianggarkan untuk pelatnas, uji coba, uang saku pemain, dan biaya transportasi pemain dari klub ke lokasi latihan.
PSSI memang sudah siap dengan konsekuensi yang ditanggung. Itu sebabnya, mereka tak menganggap nominal itu sebagai bukanlah nilai yang berlebihan.
�Masalah dana itu bukan menjadi sebuah hambatan.Karena kami di sini melihat manfaat bagi timnas U-23.Tim ini memiliki prospek yang panjang,� ungkap Sekjen PSSI Joko Driyono.
Sekretaris Badan Tim Nasional (BTN) PSSI Sefdin Syaifudin menambahkan jumlah biaya kebutuhan di timnas setelah berada di Incheon kurang lebih Rp3 miliar. �Jadi kalau ditotalkan semuanya ya, lebih dari Rp10 miliar,� ujar Sefdin.
Sefdin mengatakan biaya termahal selama di Korea Selatan ialah akomodasi. Meski seluruh pemain tinggal di perkampungan atlet yang telah disiapkan panitia, ofisial yang mendampingi tak dapat jatah di sana, sehingga harus menginap di hotel.
Di Asian Games ini, timnas U-23 ditargetkan lolos dari fase grup. Peluang untuk memenuhi target terbuka lebar karena Indonesia terhindar dari klub raksasa Asia seperti Jepang, Iran, dan Korea Selatan.
Timnas U-23 akan memulai perjuangan di pergelaran multievent terbesar di Asia tersebut dengan melawan Timor Leste (15/9). Meski belum berbicara banyak di kancah internasional, Timor Leste tidak boleh dipandang sebelah mata. Jalan pintas dengan menaturalisasi empat pemain berkewarganegaraan Brasil menjadi kewaspadaan tersendiri bagi `Garuda Muda'.
Selain Timor Leste, Indonesia masih akan bertemu seterunya di kawasan Asia Tenggara, Thailand. Satu tim lawan lainnya, Maladewa, diprediksi tidak akan banyak menyulitkan. (R-1) Media Indonesia, 11/9/2014, hal 27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar