Buruknya penyelesaian akhir dan lemahnya lini belakang sepertinya masih menjadi PR bagi pelatih Timnas U-19, Indra Sjafrie. TIM nasional Indonesia U-19 kembali gagal me nunjukkan performa terbaik. Seusai ditahan imbang Malaysia 0-0 di laga pertama, tim besutan Indra Sjafrie itu dihajar tuan rumah Brunei Darussalam U-21 1-3 pada lanjutan pertandingan babak penyisihan Turnamen Hassanal Bolkiah Trophy 2014, tadi malam.
Meski kalah, peluang Evan Dimas untuk maju ke babak selanjutnya memang belum habis. Namun, mereka mutlak harus memenangi laga tersisa jika tidak mau menggantungkan nasib pada tim lain. Dalam laga tersebut, Indra Sjafrie menurunkan formasi yang sama seperti saat melawan Malaysia. Muchlis Hadi Ning Syaifulloh masih dijadikan target man dengan sokongan dari Ilham Udin Armayn serta Maldini Pali dari sektor sayap.
Evan Dimas dan Paolo Sitanggang menjadi poros permainan skuat timnas U-19. Hasilnya hampir sepanjang 45 menit, skuat `Garuda Muda' lebih mendominasi jalannya laga. Namun, Brunei yang menerapkan pola pertahanan berlapis membuat alur serangan Indonesia seperti menemui tembok kukuh. Selain itu, Brunei tampil efektif. Mereka mampu memanfaatkan kelengahan barisan belakang Indonesia untuk membobol gawang Ravi Murdianto sebanyak tiga kali.
Lemahnya lini belakang tim nas U-19 dan kurangnya koordinasi antarpemain di lini itu membuat para pemain Brunei seperti leluasa mencetak gol. Ketiga gol tuan rumah itu diborong Adi Said, yakni menit 10, 41', dan 45'. Satu-satunya gol balasan Indonesia dicetak Ilham Udin menit ke75 Serangan balik Pada bagian lain, tim nasional Indonesia U-21 menghadapi Mauritania U-20 di laga perdana mereka di turnamen COTIF di Valencia, Spanyol. Pelatih Rudy Keltjes menekankan pasukannya untuk mengandalkan se rangan balik di pertandingan tersebut.
Timnas U-21 diputuskan untuk mengikuti turnamen COTIF lantaran timnas U-19 yang sebelumnya dijadwalkan melakoni turnamen tersebut batal pergi. PSSI memilih mengirimkan timnas U-19 ke turnamen Hassanal Bolkiah Trophy. Alhasil timnas U-21 tidak memiliki waktu panjang untuk mempersiapkan diri. Namun, Rudy mengaku tetap memaksimalkan pemain yang ada.
Setelah tiba di Valencia, mereka langsung menyempatkan diri untuk menggelar latihan dan sekaligus melakukan adaptasi dengan lapangan sintesis. �Selama di sini, kami mencoba melakukan latihan di lapangan sintesis. Kalau tidak adaptasi, kami bakal mengalami kesulitan. Apalagi kebanyakan dari pemain belum terbiasa bermain di lapangan sintesis,� cetus Rudy.
Untuk cuaca, ia menambahkan, tidak ada masalah. �Cuaca di sini cukup panas karena ini puncak summer (musim panas). Tapi tidak ada masalah.�Diakui Rudy, tidak mudah memang untuk menyatukan pemain dalam waktu singkat.
Namun, ia mengakui memiliki strategi yang pas untuk menghadapi laga perdananya itu, yaitu 3-5-2.
�Kami menekankan untuk bermain bertahan dengan mengandalkan serangan balik. Saya coba untuk memakai formasi 3-5-2 untuk bisa tajam dalam memanfaatkan peluang,� papar Rudy. �Tapi, secara umum, semua tidak ada masalah. Anak-anak dalam kondisi baik dan siap main di lapangan. Yang terpenting mereka punya semangat,� tandasnya. (Ant/R-2) Media Indonesia, 12 Agustus 2014, Halaman 27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar