Perdana Menteri Belanda, Jumat (18/11/2016) di Amsterdam, berharap Indonesia dapat membantu memecahkan misteri hilangnya puing sejumlah kapal perang sekutu saat Perang Dunia II di tahun 1942.
Ia menyatakan hilangnya puing kapal di Laut Jawa itu "tidak dapat diterima", seperti dirilis Reuters, Sabtu (19/11/2016).
Sebelumnya, Belanda dilaporkan telah menyampaikan protes kepada Indonesia atas kehilangan tiga bangkai kapal perangnya di Laut Jawa.
Sebuah kelompok penyelam internasional ditugaskan untuk mencari kapal perang Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat, jelang peringatan 75 tahun PD II.
Dua kapal perang Belanda, "De Ruyter" dan "Java", tidak lagi berada di lokasi tenggelamnya semula di Laut Jawa, kata Kementerian Pertahanan Belanda.
Beberapa bagian kapal ketiga, "Kortenaer" juga masih dinyatakan hilang.
Ketiganya adalah bagian dari armada kapal perang sekutu, ikut melibatkan Australia sebagai salah satu anggotanya.
Kapal tersebut berlayar terakhir kali dari pelabuhan di Asia Tenggara, khususnya Kota Surabaya, Indonesia untuk menghentikan militer Jepang.
Namun kapal itu ditenggelamkan hingga ribuan awaknya tewas.
"Fakta bahwa kuburan perang itu rusak merupakan masalah serius, dan cukup berdampak bagi para penyintas dan kami semua," kata PM Belanda, Mark Rutte depan wartawan di Den Haag, Jumat (18/11/2016).
Rutte mengatakan hilangnya kuburan dasar laut yang menyimpan jasad 1.000 pasukan angkatan laut Belanda akan dibahas dalam misi dagang pemerintah ke Indonesia pekan depan.
"Bayangkan jika kuburan perang itu rusak parah atau tercemar, hal itu tidak dapat diterima," tambahnya.
Juru bicara angkatan laut Indonesia Gig Jonias Mozes Sipasulta mengatakan kapal tersebut mestinya dilindungi aturan hukum internasional.
"Umumnya kasus ini akan dihubungkan dengan masalah situs sejarah, tetapi perlu ada pembahasan dan permintaan tertulis dari pemerintah yang mengklaim memilikinya, ditujukan ke pemerintah Indonesia," katanya.
Rutte mengatakan, "warga Indonesia akan bekerja sama membantu menyelesaikan masalah tersebut".
Namun saat ini belum jelas pihak mana yang bertanggung jawab atas penyingkiran puing kapal itu. Kemungkinan hal tersebut sengaja dilakukan sebagai upaya penyelamatan.
Pencarian kapal dirintis oleh "Karel Doorman Fund", dinamai mirip dengan tentara Belanda, pemimpin armada laut sekutu yang tenggelam sekitar Februari 1942.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar