Bolarius | Bagi fans Borussia Dortmund, Robert Lewandowski adalah nama yang sakral. Namanya kini hampir disejajarkan dengan deretan nama generasi emas Dortmund era 90an seperti Andreas Moeller, Stephane Chapuisat, Karl-Heinz Riedle, Lars Ricken, Matthias Sammer dan Paul Lambert.
Menjadi kampiun Eropa adalah kebanggaan. Hal itulah yang pernah dilakukan pahlawan-pahlawan Die Borussen di tahun 1997 silam, yaitu saat mempecundangi "Si Nyonya Besar" Juventus di kandang sang rival: Bayern Munich.
Jika sang pendahulu berhasil membuat fans Munich gigit jari karena kandang mereka, Stadion Olimpic, dijadikan tempat berpesta pora pendukung Dortmund, Sabtu (25/5/) nanti Lewandowski dituntut melakukan hal yang serupa. Hanya saja pesta itu bisa dilakukan tepat di depan hidung fans Munich sendiri. Sebuah kisah prestise manis yang nantinya pasti jadi folklore di Kota Dortmund sepanjang masa. Ya, kemenangan atas Bayern Munich di final Liga Champions nanti akan membuat kesakralan nama Lewandoski setara dengan pendahulunya.
Jika publik sepakbola Jerman, khususnya fans Dortmund, mensakralkan nama Lewandowski, sesungguhnya itu tak terlalu berlebihan. Miroslav Klose menyebut dia seorang "pemain super", sementara Franck Ribery pun mengatakan yang serupa. Publik Munich menginstruksikan bos Bayern untuk merekrut dia. Bahkan, Leo Beenhakker, pelatih Belanda yang menjadi pelatih timnas Polandia, menggambarkan Lewandowski sebagai " masa depan sepakbola Polandia ".
Juergen Klopp, seseorang yang tak pernah memuji pemain secara hiperbola, pun mengatakan kepada media bahwa Lewandowski adalah "the most exciting player I have seen in the last 10 to 15 years". Ucapan langka yang teramat jarang keluar dari mulut Klopp.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar