Bolarius | Tim bayangan yang akan membawa nama Indonesia di ajang Homeless World Cup 2013 telah terbentuk. Latar belakang ke-10 pemain tersebut berbeda-beda, dari tukang parkir sampai pengangguran.
Rumah Cemara selaku National Organizer untuk Indonesia, telah merilis tim yang akan dipersiapkan untuk mengikuti turnamen yang tahun ini akan digelar di Polandia itu, pada 10-18 Agustus mendatang.
Para pemain terpilih adalah mereka yang dinyatakan lulus terbaik dalam sejumlah seleksi, yang dimulai dari turnamen League of Change di Bandung dua bulan lalu. Dari turnamen itu dipilih 16 pemain untuk mengikuti seleksi yang dilakukan oleh Rumah Cemara, dari 8-10 Mei lalu.
"Kuota tim di HCW adalah delapan pemain. Jujur saja, kami dari tim panelis kesulitan untuk mengerucutkan langsung menjadi 8 pemain, karena semua peserta memiliki kualitas yang berimbang. Maka dari itu kami memutuskan memilih 10 orang, nanti yang dua mau tidak mau harus dicoret setelah training camp bersama Wanadri," demikian keterangan dari Rumah Cemara kepada detiksport, Rabu (22/5/2013).
Training camp yang dimaksud akan dilakukan di akhir bulan ini di sebuah kawasan pegunungan Bandung timur, selama satu minggu. Wanadri yang merupakan organisasi kegiatan alam bebas dipilih sebagai partner terutama untuk melatih khusus kekuatan fisik dan mental serta kekompakan tim.
Seperti diketahui, Homeless World Cup adalah turnamen street soccer internasional yang setiap tahun diikuti oleh puluhan negara. Secara umum pesertanya adalah orang-orang yang tak punya tempat tinggal tetap (homeless). Tim Indonesia yang sudah berpartisipasi dalam dua tahun terakhir, mengirimkan tim yang para pemainnya terdiri dari penderita/pengidap HIV (ODHA), (eks) pengguna narkoba, dan kalangan miskin kota.
Dari 10 pemain terpilih tersebut, empat di antaranya dari Jawa Barat, dua dari DKI Jakarta, dan sisanya dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan. Yang termuda berusia 19 tahun, yang paling tua 42 tahun, yaitu Ahmad Faizin, yang di masa lalu pernah bermain di klub Persijap Jepara.
Aktivitas harian mereka beragam. Ada yang pekerja sosial, wiraswasta, sopir, tukang parkir, dan pengamen jalanan. Tiga di antaranya bahkan tidak bekerja alias pengangguran.
"Dengan segala keterbatasan yang mereka miliki dan hadapi, cita-cita mereka patut kita apresiasi dan dukung. Selain ingin mengubah hidupnya melalui sepakbola, mereka cuma ingin merasakan ke luar negeri dan memakai kostum 'Merah Putih', membela negara," ujar Febby Arhemsyah dari tim manajemen Rumah Cemara.
Berikut ini daftar pemain terpilih:
(a2s/din)
Rumah Cemara selaku National Organizer untuk Indonesia, telah merilis tim yang akan dipersiapkan untuk mengikuti turnamen yang tahun ini akan digelar di Polandia itu, pada 10-18 Agustus mendatang.
Para pemain terpilih adalah mereka yang dinyatakan lulus terbaik dalam sejumlah seleksi, yang dimulai dari turnamen League of Change di Bandung dua bulan lalu. Dari turnamen itu dipilih 16 pemain untuk mengikuti seleksi yang dilakukan oleh Rumah Cemara, dari 8-10 Mei lalu.
"Kuota tim di HCW adalah delapan pemain. Jujur saja, kami dari tim panelis kesulitan untuk mengerucutkan langsung menjadi 8 pemain, karena semua peserta memiliki kualitas yang berimbang. Maka dari itu kami memutuskan memilih 10 orang, nanti yang dua mau tidak mau harus dicoret setelah training camp bersama Wanadri," demikian keterangan dari Rumah Cemara kepada detiksport, Rabu (22/5/2013).
Training camp yang dimaksud akan dilakukan di akhir bulan ini di sebuah kawasan pegunungan Bandung timur, selama satu minggu. Wanadri yang merupakan organisasi kegiatan alam bebas dipilih sebagai partner terutama untuk melatih khusus kekuatan fisik dan mental serta kekompakan tim.
Seperti diketahui, Homeless World Cup adalah turnamen street soccer internasional yang setiap tahun diikuti oleh puluhan negara. Secara umum pesertanya adalah orang-orang yang tak punya tempat tinggal tetap (homeless). Tim Indonesia yang sudah berpartisipasi dalam dua tahun terakhir, mengirimkan tim yang para pemainnya terdiri dari penderita/pengidap HIV (ODHA), (eks) pengguna narkoba, dan kalangan miskin kota.
Dari 10 pemain terpilih tersebut, empat di antaranya dari Jawa Barat, dua dari DKI Jakarta, dan sisanya dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan. Yang termuda berusia 19 tahun, yang paling tua 42 tahun, yaitu Ahmad Faizin, yang di masa lalu pernah bermain di klub Persijap Jepara.
Aktivitas harian mereka beragam. Ada yang pekerja sosial, wiraswasta, sopir, tukang parkir, dan pengamen jalanan. Tiga di antaranya bahkan tidak bekerja alias pengangguran.
"Dengan segala keterbatasan yang mereka miliki dan hadapi, cita-cita mereka patut kita apresiasi dan dukung. Selain ingin mengubah hidupnya melalui sepakbola, mereka cuma ingin merasakan ke luar negeri dan memakai kostum 'Merah Putih', membela negara," ujar Febby Arhemsyah dari tim manajemen Rumah Cemara.
Berikut ini daftar pemain terpilih:
No | Nama | Asal | Tanggal Lahir | Pekerjaan |
1 | Nico Pernando | Jawa Barat | 4 Juni 1993 | Pengangguran |
2 | Ricky Irawan | Jawa Barat | 7 Juli 1976 | Wiraswasta |
3 | Fikri Arfan | DKI Jakarta | 31 Oktober 1993 | Tk. parkir |
4 | Ahmad Faizin | Jawa Tengah | 24 Maret 1971 | Pekerja Sosial |
5 | Dimas Saputra Ramadan | Jawa Timur | 13 Maret 1992 | Sopir |
6 | Iqbal Saputra | Sulawesi Selatan | 17 Juli 1992 | Pengamen |
7 | Mifta Sano Sudrajat | DKI Jakarta | 18 November 1982 | Pekerja Sosial |
8 | I Wayan Arya Renawa | Bali | 14 Maret 1979 | Pekerja Sosial |
9 | Sendi | Jawa Barat | 20 Maret 1989 | Pengangguran |
10 | U. Yakub | Jawa Barat | 17 April 1987 | Pengangguran |
(a2s/din)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar